SEPUTAR TEORI
BISNIS KONVENSIONAL
|
Sistem Informasi Bisnis
Ø Bisnis→berasal dari business →busy →sibuk
Ø “Sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan”
Ø “suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya”(ilmu ekonomi)
Ø Konteks: individu, komunitas ataupun masyarakat
Pengertian dan Fungsi Bisnis
Ø Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas
dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari.
Ø Bisnis sebagai suatu system yang memproduksi barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that
produces goods and service to satisfy the needs of our society) [Huat,
T Chwee,1990]
Ø Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan[Griffin & Ebert]
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Ø Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang
(organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui
penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
Aspek-aspek bisnis:
Ø Kegiatan individu dan kelompok
Ø Penciptaan nilai
Ø Penciptaan barang dan jasa
Ø Keuntungan melalui transaksi
Fungsi bisnis dilihat dari kepentingan mikro ekonomi dan makro ekonomi
1. Fungsi Mikro Bisnis
Kontribusi terhadap pihak yang berperan langsung
Ø Pekerja/ Karyawan
Pekerja menginginkan gaji yang layak dari hasil kerjanya sementara manajer
menginginkan kinerja yang tinggi yang ditunjukkan besarnya omzet penjualan dan
laba.
Ø Dewan Komisaris
Memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, memastikan kegiatan akan
berjalan mencapai tujuan.
Ø Pemegang Saham
Pemegang saham memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu terhadap
perusahaan.
2. Fungsi Makro Bisnis
Kontribusi terhadap pihak yang terlibat secara tidak langsung
Ø Masyarakat sekitar perusahaan
Memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk tanggung
jawab perusahaan.
Ø Bangsa dan Negara
Tanggung jawab kepada bangsa dan Negara yang wujudkan dalam bentuk
kewajiban membayar pajak Kontribusi terhadap pihak yang terlibat secara tidak
langsung
Elemen dan Sistem Bisnis
Ø Modal (capital)
Sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Ø Bahan-bahan (materials)
Merupakan factor produksi yang diperlukan dalam melaksanakan aktifitas
bisnis untuk diolah menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
Ø Sumber Daya Manusia (SDM)
Kualifikasi SDM: Memiliki kemampuan kompetitif dan berkualitas tinggi.
Ø Ketrampilan Manajemen (Management Skill)
Sistem manajemen yang dijalankan berdasarkan prosedur dan tata kerja
manajemen.
Karakteristik Sistem Bisnis
Ø Kompleksitas & keanekaragaman
Ø Saling ketergantungan
Ø Perubahan dan inovasi
Jenis Kegiatan Bisnis : Production -
Distribution - Consumption
Bentuk dasar kepemilikan bisnis : Perusahaan perseorangan, persekutuan, perseroan, koperasi.
KEWIRAUSAHAAN
Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu
terbentuknya system ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat
mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan imbalan financial yang nyata.
Wirausaha di berbagai industry membantu perekonomian dengan menyediakan
pekerjaan dan memproduksi barang dan jasa bagi konsumen dalam negeri maupun di
luar negeri. Meskipun perusahaan raksasa menarik perhatian banyak publik akan
tetapi bisnis kecil dan kegiatan kewirauasahaannya setidaknya memberikan andil
nyata bagi kehidupan sosial dan perekonomian dunia.
IMBALAN DALAM WIRAUSAHA
Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan kerena berbagai imbalan yang dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori dasar : Laba, Kebebasan, dan kepuasan dalam
menjalani hidup.
Ø IMBALAN BERUPA LABA
Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan
uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi resiko
dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri.
Dengan demikian imbalan berupa laba merupakan motifasi yang kuat bagi wirausaha
tertentu. Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan.
Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan
laba tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas.
Ø IMBALAN KEBEBASAN
Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain bagi
seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991
menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di
perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri.
Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan
perilaku kerja peribadinya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha
tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha
menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan
mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.
Ø IMBALAN BERUPA KEPUASAN DALAM MENJALANI HIDUP
Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan
bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan kenikmatan yang
berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi
pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh
wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap
berskala kecil.
TANTANGAN BERWIRAUSAHA
Meskipun imbalan dalam berwirasuaha menggiurkan, tapi ada juga biaya yang
berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan
bisnis sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan
kekuatan emosi. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada
bagi wirausaha, tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai
resiko berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras,
tekanan emosional, dan risiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan jika
kita mengharapkan mendapatkan imbalan.
KARAKTERISITK WIRAUSAHA
Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki
oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan
positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan
agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6)
mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti
berikut :
Ciri-ciri
|
Watak
|
1. Percaya Diri
2. Berorientasikan tugas dan hasil.
3. Pengambil Resiko.
4. Kepemimpinan.
5. Keorisinilan.
6. Berorientasi ke masa depan.
7. Jujur dan tekun
|
1. Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki
inisiatif.
3. Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
4. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan
suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
5. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.
6. Persepsi dan memiliki cara pandang/cara pikir yang berorientasi pada masa
depan
7. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
|
Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 )
mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2. Lebih memilih risiko yang moderat.
3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera.
5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.
6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya
demi masa depan yang lebih baik.
7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah.
8. Selalu menilai prestasi dengan uang.
Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia
tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil
resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di
ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi
risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus
berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas
dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan
semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu
dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri
tertentu pula. Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report
(1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. immerer 1993;5)
dikemungkinan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya
memiliki ciri-ciri :
1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.
2. Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak
terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan,
berencana, dan mengutamakan monitoring.
3. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan
bisnis.
Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan
Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang
menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan
ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :
· Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?
· Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin
· Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda
· Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar
· Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses
· Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk
menghasilkan pemecahan inovasi
· Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas
kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas
kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.
RUANG LINGKUP BISNIS
PENGERTIAN EKONOMI
ü Menurut Musselem dan Hughes : “ Ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari cara masyarakat mengalokasikan sumber-sumber yang terbatas untuk
keperluan produksi dan distribusi barang dan jasa.”
ü Menurut Willian F School (1993 : 17), “Ekonomi adalah study ilmu
yang menganalisa kegiatan orang dalam hubungan dengan memproduksi, menabubg dan
membelanjakan uangnya.”
ü Jadi : kalau berbicara manusia utuk memenuhi kebutuhan hidup berarti
membicarakan masalah ekonomi.
ü Jadi Ilmu ekonomi : ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usaha mencapai
kemamuran.
ü Kemamkuran : suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan barang dan jasa. == memerlukan pengorban.
PENGERTIAN BISNIS
ü Perusahaan: suatu organisasai produksi yang menggunakan dan mengkoordinir
sumber-sumber ekonomis untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan
.
ü usaha perusahaan = bisnis
ü Menurut Hughes dan Kapoor menyatakan: “Businiss in the organized
effort up individuals to produco and sell for a profit, the goods and services
that satisfy society’s need. The general term busines refers to all such
efforti within a socienty or within and industry”. “Bisnis
adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan
menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Secara umum kegiatan ini ada dalam masyarakat dan ada dalam
industri”.
ü Entrepreneur: Orang yang berusaha menggunakan uang dan waktunya
dengan menanggung resiko dalam menjalankan kegiatan bisnis. Untuk menjalankan
kegiatannya harus mengkombinasikan empat macam sumber ekonomi/faktor-faktor
produksi :
1. Sumber daya alam /material
2. Sumber daya manusia
3. Modal
4. Managerial skill
ü Definisi tersebut ada 5 (lima) unsur :
1. Organisasi
2. Produksi
3. Sumber Ekonomi
4. Kebutuhan
5. Cara yang menguntungkan
v Organisasi: merupakan alat dan wadah
tempat manajer melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
v Produksi: Semua usaha di tujukan untuk
menciptakan atau menaikan fedah (utility).
? Produksi Langsung: Usaha-usaha untuk
menghasilkan atau mendapatkan barang secara langsung. Meliputi :
1. Produksi Primer (Ekstraktif): usaha-usaha untuk mendapatkan bahan2/material
dari alam/seperti pertanian, perikanan, pertambangan.
2. Produksi Sekunder: usaha-usaha menggunakan bahan-bahan atau material untuk
meningkatkan paedah atau mengolahnya menjadi batrang lain. Misalnya : pembuatan
kapal, gedung, dll.
? Kegiatan yang membantu produksi langsung: yaitu produksi
tersier meliputi perdagangan (perdagangan besar, perdagangan kecil, impor dan
ekspor) dan kegiatan lainnya seperti : distribusi, perbankan, perasuransian,
penelitian pasar dan periklanan.
? Produksi tidak langsung: tidak menaikan nilai penggunaan
ataupuntidak langsung dari alam tetapi memberikan jasa-jasa yang sangat berguna
bagi perusahaan. Contoh : akuntan, ilmuwan, polisi,dll.
v Sumber-sumber ekonomi/faktor-faktor produksi :
(1) Faktor produksi alam (materian/bahan baku)
(2) Faktor produksi modal (dana, mesin, gedung)
(3) Faktor produks manusia (tenaga kerja)
(4) Faktor produksi mangerial skill
v Kebutuhan : Buku : Dr. Basu Swasta DH, SE,MBA ., Ibnu Sutjoco
W,SE., “Pengantar Bisnis “ hal 7.
v Cara yang menguntungkan : cara yang
ditempuh tersebut harus memperhatika prinsip-prinsip efisiensi.
Cara yang ditempuh berbeda berdasarkan :
(1) Bidang operasi
(2) Alat produksi
(3) Tujuan perusahaan
Tujuan yang akan dicapai perusahaan bermacam-macam
a.l. :
1. Keuntungan maksimal : pendapatan
maksimal bagi invertor dapat terealisir bilama perusahaan dapat memperoleh
keuntungan maksimal.
Laba bagi perusahaan sabgat membantu tercapainya tujuan-tujuan lain a.l. :
- Kelangsungan hidup
- Pertumbuhan perusahaan
- Prestise.
2. Kesejahteraan
anggota
contoh : koperasi
3. Kesejahteraan
masyarakat
contoh : PLN, PAM, BULOG, PERUMNAS
Proses bisnis : Bermula dari konsumen sebagai
sumber faktor produksi dan berakhir pada konsumen juga (sebagai pembeli hasil
produksi).
SEJARAH PERKEMBANGAN BISNIS
ü Bermula dari memenuhi kebutuhannya sendiri, tidak tergantung kepada orang
lain.
ü Barter: kegiatan perdagangan dilakukan setelah masing-masing keluarga
merasakan kelebihan orang/ peralatan yang dibutuhkan sehingga dapat ditukar
dengan barang jasa lain dari tetangganya.
ü Pembagian kerja menrut jenis kebutuhannya. Adanya pemisahan Rumah Tangga
Produksi dan Rumah Tangga Konsumen.
ü Revolusi Industri yang membawa perubahansecara drastis dan sangat penting,
Contoh : Pertanian menggunakan bajak Tenaga sapi, kerbau = diganti dengan
traktor, buldoser.
ü Zaman Globalisasi: persaingan bisnis perusahaan nasional, multi
nasional, perdagangan antar bangsa, yang berebut menguasai pasar dunia dalam
bidang barang dan jasa.
FAKTOR-FAKTOR KONTINUITAS BISNIS :
1. Likuiditas, yaitu kemampuan
bisnis membayar utang-utang pada saat jatuh tempo. Likuiditas juga berarti
mampu menjaga kelancaran proses produksi agar suplai hasil produksinya lancar.
2. Salvabilitas, yaitu berusaha agar modal sendiri (asset) bisnis lebih besar dari utangnya.
3. Soliditas, yaitu kemampuan
bisnis untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat kepercayaan meliputi moral
pengelola bisnis, tepat dalam berjajnji dan dipercaya dalam bidang keuangan.
4. Rentabilitas, yaitu bisnis mampu memperoleh keuntungan yang layak, tidak merugi.
5. Credit Waardigheid, artinya bisnis dipercaya
sehingga layak memperoleh kredit pinjaman.
ETIKA DALAM DUNIA BISNIS
Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika
(patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan
serasi. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain ialah:
1. Pengendalian diri
Artinya,
pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka
masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk
apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan
dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan
dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan
tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya.
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini
dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk
"uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks
lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk
menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus
menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan
excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan
sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika
bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan
teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan
yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi
informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam
dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan
tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan
yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga
dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap
perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada
kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis
seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan
bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis
dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang
semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang
walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis
sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa
yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang
dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan
negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku
bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari
"koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang
salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan
"komisi" kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha kebawah
Untuk menciptakan
kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust)
antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha
lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan
mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat
sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk
berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika
bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang
tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya
semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik
pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan
"kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah
memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan
kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu adanya
sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa
peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk
menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti
"proteksi" terhadap pengusaha lemah.
Comments
Post a Comment