Pertumbuhan ekonomi 2
tahun terakhir ( 2011 dan 2012 )
Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia tumbuh 6,5% pada empat bulan terakhir tahun 2011, meski sebelumnya
sempat muncul pesimisme karena anjloknya angka ekspor Desember lalu.
Dengan demikian, target pertumbuhan yang dicanangkan pemerintah antara
6,3-6,5%, terpenuhi sepanjang tahun lalu.
Angka yang dilansir BPS ini memupus keraguan akan memburuknya pertumbuhan
ekonomi Indonesia, karena pada Desember lalu angka ekspor justru melemah hanya
mencapai 2,19% dibanding angka yang sama tahun sebelumnya dan merupakan yang
terendah sejak September 2009.
Pada bulan Oktober dan November 2011, ekspor juga melemah menjadi 16,7 dan
8,25 %, padahal angka ekspor rata-rata sejak Juli-September mencapai 40,5%.
Meski demikian, melemahnya ekspor ditutup oleh melonjaknya konsumsi dalam
negeri sementara minat investasi juga tetap tinggi pada kuartal keempat 2011,
ditandai dengan naiknya angka investasi asing (FDI) yang mencapai 25%.
Kalangan pengamat menghubungkan naiknya angka investasi asing ini dengan
kembalinya standar laik investasi (investment
grade) yang diumumkan oleh lembaga pemeringkat Fitch, pada pertengahan Desember
lalu. Pemeringkat lain, Moody's dan Standard and Poor's, kemungkinan besar akan
mengikuti langkah itu tahun ini, yang dipandang akan menjadi dorongan makin
besar pada investor untuk berbisnis di Indonesia.
Meski demikain suhu ekonomi dunia yang sedang terganggu akibat krisis
berkepajangan di AS dan Eropa, diperkirakan akan turut berimbas ke Indonesia
sehingga lembaga seperti Bank Indonesia menurunkan target pertumbuhan 2012
menjadi 6,3-6,5%, lebih rendah dari target pemerintah yang mencapai 6,7%.
Dari sisi internal, persoalan yang dianggap bisa mengganggu laju
pertumbuhan ekonomi adalah masalah perburuhan yang pada beberapa pekan terakhir
dianggap meresahkan investor asing terutama yang bergerak di bidang industri
manufaktur.
Pengusaha menuding pemerintah daerah menggunakan kasus perburuhan sebagai
alat politik untuk kepentingan mereka, sehingga merugikan perhitungan bisnis
mereka untuk tahun 2012.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012,
6,3 persen"
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia
memperkirakan pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun mencapai 6,3 persen
didukung peningkatan ekonomi domestik yang tetap tinggi.
"Ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diprakirakan tumbuh pada kisaran 6,1 - 6,5 persen dengan kecenderungan di tengah 6,3 persen. Sementara 2013 antara 6,3 - 6,7 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, di Jakarta, Kamis.
Dewan Gubernur menilai perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik walaupun tidak setinggi prakiraan semula. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2012 diprakirakan sebesar 6,3 persen, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya akibat penurunan kinerja sektor eksternal.
Meskipun konsumsi dan investasi yang berorientasi permintaan domestik tetap tumbuh tinggi, penurunan ekspor telah berdampak pada penurunan produksi dan investasi yang berorientasi ekspor.
Ke depan, pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya ekspor meskipun masih dibayangi oleh ketidakpastian perekonomian global.
Hal tersebut juga didukung oleh masih cukup kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Jawa.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika perekonomian dan pasar keuangan global serta dampaknya pada perekonomian domestik. Fokus kebijakan tetap diarahkan untuk menjaga keseimbangan eksternal dengan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
Berbagai kebijakan yang telah dilakukan akan terus dievaluasi dan disesuaikan dengan dinamika perekonomian tersebut. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam mengelola permintaan domestik dan perbaikan neraca pembayaran agar tetap sejalan dengan upaya menjaga kestabilan ekonomi makro dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diprakirakan tumbuh pada kisaran 6,1 - 6,5 persen dengan kecenderungan di tengah 6,3 persen. Sementara 2013 antara 6,3 - 6,7 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, di Jakarta, Kamis.
Dewan Gubernur menilai perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik walaupun tidak setinggi prakiraan semula. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2012 diprakirakan sebesar 6,3 persen, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya akibat penurunan kinerja sektor eksternal.
Meskipun konsumsi dan investasi yang berorientasi permintaan domestik tetap tumbuh tinggi, penurunan ekspor telah berdampak pada penurunan produksi dan investasi yang berorientasi ekspor.
Ke depan, pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya ekspor meskipun masih dibayangi oleh ketidakpastian perekonomian global.
Hal tersebut juga didukung oleh masih cukup kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Jawa.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika perekonomian dan pasar keuangan global serta dampaknya pada perekonomian domestik. Fokus kebijakan tetap diarahkan untuk menjaga keseimbangan eksternal dengan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
Berbagai kebijakan yang telah dilakukan akan terus dievaluasi dan disesuaikan dengan dinamika perekonomian tersebut. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam mengelola permintaan domestik dan perbaikan neraca pembayaran agar tetap sejalan dengan upaya menjaga kestabilan ekonomi makro dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.
Comments
Post a Comment