Pacaran
Masa
remaja adalah masa dimana seseorang mulai mencari jati diri. Masa dimana para
remaja menyebut sebagai masa keemasan, penuh kebahagiaan. Dan pada masa inilah
seseorang mulai mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan pada masa
anak-anak. Salah satunya yaitu “pacaran”. Sekarang ini pacaran menjadi topik
perbincangan paling up to date di kalangan remaja, juga menjadi
sebuah tradisi dan kebutuhan untuk mereka. Bahkan remaja yang tidak berpacaran
dikatakan kuper atau ketinggalan jaman.
Apa sih pacaran itu ? pertanyaan
itu sesekali pasti pernah terlintas di benak sebagian orang. dan tentu setiap
orang bisa menjawabnya.
Tetapi
supaya lebih jelas lagi, berikut definisi pacaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002:807), pacar
adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan
berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah bercintaan atau berkasih-kasihan
dengan sang pacar. Memacari adalah mengencani atau menjadikan dia sebagai pacar.
Selain
itu juga ada pendapat mengenai arti pacaran menurut beberapa siswa-siswi SMAN 1
Muara Kaman. Antara lain :
o Nurhadi
: Pacaran adalah 2 manusia ( cewek dan cowok ) yang menjalin hubungan dengan
cinta dan kasih sayang.
o Gita Ahzari Oktaviani
: Pacaran adalah dimana cewek dan cowok yang saling suka dan nyaman bila
bersama kemudian mereka menjalin hubungan untuk mengenal lebih dekat satu sama
lain.
o Meta Sari
: Pacaran itu adalah dimana kita merasa dihargai dan dibahagiakan.
o Bayu Sutiyoso
: Pacaran itu adalah saat kita merasakan cinta pada seseorang dan menjalin
hubungan bersamanya.
o Fitri :
Pacaran adalah hubungan yang dekat, bisa mengutarakan segala perasaan bertukar
pikiran dalam masalah, dan teman SMSan.
o Wahdah
: Pacaran itu adalah sebuah hubungan yang harus menahan keegoisan bersama –
sama.
o Ilha :
Pacaran adalah sesuatu untuk mengenal jodoh.
o Sartika
: Pacaran itu adalah sesuatu yang dapat memberi semangat dalam menjalani hidup.
o Helvina
: Pacaran adalah lita ‘arofu, dan sesuatu untuk bertukar pikiran.
o Muhammad Sainudin Noor
: Pacaran adalah Jomblo yang tertunda.
Seberapa pentingkah pacaran? Jika pertanyaan itu dilontarkan kepada para
remaja pasti akan menimbulkan beragam jawaban.
Lalu bagaimana jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu? Sebenarnya
pacaran bukanlah hal yang sangat penting yang harus dijadikan sebagai kebutuhan
pokok seorang remaja, melainkan hanya sebuah realisasi dari perasaan saling
menyukai antar lawan jenis, tetapi hal itu sebenarnya kurang tepat
dilakukan oleh para remaja khususnya pelajar karena akan menimbulkan lebih
banyak sisi negatif dibandingkan sisi positifnya.
Namun
dari survey yang dilakukan pada sebagian pelajar di SMAN 1 Ma.Kaman, sebagian
besar dari mereka mengatakan bahwa pacaran banyak memberikan sisi positif untuk
mereka
seperti : sebagai penyemangat belajar, sebagai pesaing untuk bisa lebih baik dari pasangan, karena jika tidak bisa lebih baik akan merasa gengsi, menjadi penghibur saat ada masalah, menjadi teman untuk membantu mengerjakan tugas atau mencari hiburan supaya tidak jenuh, dan lain sebagainya.
seperti : sebagai penyemangat belajar, sebagai pesaing untuk bisa lebih baik dari pasangan, karena jika tidak bisa lebih baik akan merasa gengsi, menjadi penghibur saat ada masalah, menjadi teman untuk membantu mengerjakan tugas atau mencari hiburan supaya tidak jenuh, dan lain sebagainya.
Dan dampak negatifnya yaitu saat ada
perselisihan, maka hal itu akan mengganggu konsentrasi belajar atau sekarang
sering disebut dengan galau,tetapi hal itu juga tidak berlangsung lama dan
hal itupun bisa diminimalisir kemungkinan terjadinya. Jadi intinya pacaran
banyak membawa dampak positif untuk mereka. Dengan demikian mereka akan terus
mengulangi suatu hal yang nyaman untuk mereka jalani, seperti pacaran itu tadi.
Seperti yang sering dijumpai, di tempat-tempat rekreasi, di warnet, di jalan,
di rumah, bahkan di sekolah yang harusnya di jadikan tempat menuntut ilmu
dijadikan sebagai tempat berpacaran. Jika sudah bersama sang pacar serasa dunia
milik berdua. Teguran guru, teman, orang tua sudah tidak diperdulikan dan hanya
di ibaratkan seperti sebuah iklan. Dimana
rasa malu mereka? Patutkah
hal demikian dianggap biasa? Hanya kesadaran masing-masing individulah yang
akan menjawab pertanyaan tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan
seorang remaja tertarik untuk berpacaran yaitu : pergaulan, rasa nyaman yang
mereka rasakan saat bersama pacar, ikut trend remaja masa kini, dan
faktor yang terbesar terletak pada orang tua. kurangnya perhatian orang tua
menjadi peluang besar remaja untuk bebas berpacaran. Tetapi memang kebanyakan
sekarang, orang tua membiarkan atau mengangap biasa apabila anak remajanya
berpacaran bahkan sebagian mendukungnya. Dengan begitu seorang anak akan merasa
bebas dalam melakukan apa yang mereka inginkan. Hal-hal demikianlah yang
memunculkan dampak negatif dari pacaran. Dan yang paling fatal yaitu
sampai hamil di luar nikah. Jika hal itu sudah terjadi maka akan menjatuhkan
harga diri, dikeluarkan dari sekolah, mencoreng nama baik keluarga, menyesal
sia-sia dan pastinya mendapat dosa besar.
Jika sudah seperti
itu mengapa sich harus pacaran ? Apakah pacaran memang
benar-benar membuat seseorang menjadi lebih baik? Pertanyaan itu
haruslah benar-benar dicermati bagi para remaja, karena jika sampai salah
langkah, maka akan berakibat fatal.
Bukankah kelebihan dan kebaikan yang kita
peroleh berasal dari diri sendiri, jadi buat apa harus pacaran. Memang pacaran
boleh-boleh saja, karena tidak ada hukum yang melarang seseorang untuk
berpacaran. Namun, alangkah lebih baik jika menjauhinya, untuk mengantisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan. Remaja yang baik adalah yang selalu mengisi
hari-harinya untuk belajar dan berkarya bersama teman dan para sahabat, daripada
harus membagi pikirannya untuk memikirkan tentang cinta yang lebih banyak
membawa seorang remaja pada hal yang negatif. Toh nanti ada waktunya sendiri
untuk memikirkan tentang sebuah hubungan asmara atau percintaan.
Sebagai
seorang remaja hendaknya memikirkan hal-hal berharga yang akan di persembahkan
untuk Negara sebagai generasi penerus bangsa, terutama untuk kaum pelajar yang
nantinya diharapkan dapat terus mengembangkan Negara ini di tengah-tengah
derasnya arus globalisasi.
Disusun oleh :
Muhammad Sainudin Noor
Comments
Post a Comment