Skip to main content

Cerpen Islami : Ketika Pakai Kerudung Di anggap Berbeda


1301537415632374510
perempuan berkerudung ( Ilustrasi / Google)
Tidak terasa besok adalah hari pertama aku melakukan OSPEK di kampus, semoga besok tidak seburuk apa yang dibilang orang-orang, dunia kampus dengan para teman baru dan lingkungan baru. Aku akan kuliah dikampus yang mayoritas mahasiswa dan dosennya keturunan Tionghoa sama seperti ku.
“ Ra, kamu besok masuk jam berapa “? Tanya papa.
“ Besok, masuk jam 09.00 pagi.”Ucap ku.
“ Ya sudah met bobo .” kata mama dan papa.
“Met bobo mama dan papa.” Kata ku dengan senyum.
****
Keesokan paginya saat dikampus semua memperhatikanku, papa dan mama mengantarkanku sampai kekampus, saat dikampus aku merasakan keanehan kenapa ya apa ada yang salah dengan penampilanku, aku masih binggung. Akupun berkenalan dengan beberapa teman baru Rina, Sachi dan Desy mereka bukan keturunan Tionghoa sepertiku tetapi pribumi.
Hai, perkenalkan namaku Rina. “ Sapa Rina dengan ramah.
“ Hai, kami Desy dan Sachi salam kenal.” Sapa Desy dan Sachi dengan ramah.
“ Hai, namaku Almira, salam kenal.” Ku membalas sapaan mereka dengan ramah.
“ Kamu, masih keturunan Tionghoa ? kok pakai kerudung.” Tanya mereka serempak.
“Lho, aku ini Tionghoa muslim dan pakai kerudung sejak SD.”jawabku dengan ramah.
“Oh, maaf ya.”jawab mereka dengan hati-hati.
Tiba-tiba datang seorang perempuan, dia berkata sangat menyinggung ku dan keluargaku.tapi kutanggapi dengan tenang karena tidak mau ribut dengan dia.
“ Hei, nama kamu siapa “? Tanyanya dengan sinis.
“ Nama ku Almira, kamu sendiri siapa’? Tanyaku dengan ramah.
“ Nama ku Gina .” Jawabnya dengan sinis.
“Eh kamu Tionghoa muslim ya ? Tanyanya lagi dengan ketus
“ Ya, memangnya kenapa ?Tanyaku kepadanya.
“ Berarti keluarga kamu miskin ya ? Tanyanya kembali.
“ Popo dan Akungku memang kelurga biasa saja.”Jawabku dengan kesal.
“Oh, pantas karena kalau kaya raya mana mungkin masuk Islam, biasanya katholik atau buddha.” Ucapnya sambil berlalu meninggalkan ku.
“ Ya Allah, berikanku kesabaran, amin.” Ucapku dalam hati.
Teman-teman baruku segera mendekatiku, mereka bilang memang jarang sekali anak keturunan Tionghoa muslim memakai kerudung seperti ku, pantas saja semua melihatku dengan tatapan aneh.
****
Setelah berjalannya waktu aku mulai biasa dengan cemohan dan hinaan yang lain tidak jauh berbeda dengan Gina, tapi aku bersyukur tidak pernah terlibat pertengkaran hebat, malah dengan keterbedaan diriku mempunyai banyak teman serta dosen-dosen pun menaruh perhatian padaku.
Alhamdulillah, dengan keterbedaan ku karena satu-satunya Tionghoa muslim di kampus yang mengenakan kerudung, di angkatan ku gambarku dijadikan sampul untuk brosur kampus, pihak merketing kampus beranggapan bahwa fotoku dapat mewakili bahwa kampus ku menerima mahasiswi memakai kerudung dan tidak mempersulit mereka dengan kuliah di kampusku.
Ternyata karena keterbedaan ku, Allah SWT telah merencanakan sesuatu yang indah untukku, bahkan dengan keterbedaan ku masih dikenang setelah selesai kuliah oleh dosen-dosen ku serta para pejabat di kampus serta teman-teman di angkatan termasuk para kakak kelas dan adik kelas.
****
Salam untuk teman-teman kuliah ku.
Keterangan:
Popo : nenek dalam bahasa mandarin
Akung : kakek dalam bahasa mandarin

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Takhalli, Tahalli, dan Tajalli

Takhalli artinya membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, dari maksiat lahir dan batin. Di antara sifat-sifat tercela itu menurut Imam al-Ghazali adalah pemarah, dendam, hasad, kikir, ria, takabbur, dan lain-lain. Takhalli juga dapat diartikan mengosongkan diri dari sifat ketergantungan terhadap kelezatan duniawi. Hal ini akan dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu jahat. Menurut kalangan sufi, kemksiatan dapat dibagi dua ; pertama maksiat lahir yaitu sifat tercela yang dikerjakan oleh anggota lahir seperti tangan, mulut dan mata. Sedangkan maksiat batin ialah segala sifat tercela yang diperbuat anggota batin yaitu hati. Menurut al-Ghazali moral adalah setiap hal yang mengangkat jiwa dan kehidupan menuju cahaya dan kesucian. Sedangakan kejelekan adalah semua hal yang merusak tubuh jiwa serta akal dan menjauhkan ruh dari cahaya dan kesucian. Al-Ghazali mengajak untuk tidak menjilat dalam mencar...

Chord & Tab Gitar : Mujhse Dosti Karoge

Chord & Tab Gitar : Mujhse Dosti Karoge - Mujhse Dosti Karoge Intro : e-3-5-6--3-5-6--3-5-3/1------- B------------------------------ G------------------------------ D------------------------------ A------------------------------ E------------------------------ e-1-3-5--1-3-5--1-6-5-3-3----- B------------------------------ G------------------------------ D------------------------------ A------------------------------ E------------------------------ Strum G major Few times..(listen to da song) Strum G, F, and G major few times (listen to da song) song starts.... G.....................................F.... keh do ki tum mere dil mein rahoge F.....................................G.... keh do ki tum mujhse dosti karoge repeat 2X C............G............F..................G.... .. Dekhungi, sochungi, kal parso kuch kahungi

bahasa kutai

Bahasa Kutai  adalah  bahasa Melayu  yang hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan  suku Kutai . Suku Kutai adalah  suku  yang mendiami alur sepanjang  Sungai Mahakam , dan populasinya terbesar di wilayah bekas  Kabupaten Kutai  dahulu (Kabupaten induk dari  Kabupaten Kutai Barat ,  Kutai Kartanegara , dan  Kutai Timur  sekarang ini). Bahasa Kutai umumnya hidup dan berkembang dalam bentuk penuturan (percakapan), serta sastra dalam bentuk  puisi  ( pantun ). Sangat sedikit bukti-bukti tertulis yang dihasilkan dalam bahasa Kutai, terlebih lagi yang dihasilkan pada periode pemerintahan  Sultan Kutai Kartanegara . Umumnya produk tertulis pada zaman itu berbahasa Melayu, dengan  huruf Jawi . Berdasarkan  morfologi  penuturannya, ada beberapa dialek dalam bahasa Kutai yang umum dijumpai saat ini, yaitu  dialek Tenggarong  (umum, sudah agak modern karena bercampur / dipengaru...