Tidak terasa besok adalah hari pertama aku melakukan OSPEK di kampus, semoga besok tidak seburuk apa yang dibilang orang-orang, dunia kampus dengan para teman baru dan lingkungan baru. Aku akan kuliah dikampus yang mayoritas mahasiswa dan dosennya keturunan Tionghoa sama seperti ku.
“ Ra, kamu besok masuk jam berapa “? Tanya papa.
“ Besok, masuk jam 09.00 pagi.”Ucap ku.
“ Ya sudah met bobo .” kata mama dan papa.
“Met bobo mama dan papa.” Kata ku dengan senyum.
****
Keesokan paginya saat dikampus semua memperhatikanku, papa dan mama mengantarkanku sampai kekampus, saat dikampus aku merasakan keanehan kenapa ya apa ada yang salah dengan penampilanku, aku masih binggung. Akupun berkenalan dengan beberapa teman baru Rina, Sachi dan Desy mereka bukan keturunan Tionghoa sepertiku tetapi pribumi.
“Hai, perkenalkan namaku Rina. “ Sapa Rina dengan ramah.
“ Hai, kami Desy dan Sachi salam kenal.” Sapa Desy dan Sachi dengan ramah.
“ Hai, namaku Almira, salam kenal.” Ku membalas sapaan mereka dengan ramah.
“ Kamu, masih keturunan Tionghoa ? kok pakai kerudung.” Tanya mereka serempak.
“Lho, aku ini Tionghoa muslim dan pakai kerudung sejak SD.”jawabku dengan ramah.
“Oh, maaf ya.”jawab mereka dengan hati-hati.
Tiba-tiba datang seorang perempuan, dia berkata sangat menyinggung ku dan keluargaku.tapi kutanggapi dengan tenang karena tidak mau ribut dengan dia.
“ Hei, nama kamu siapa “? Tanyanya dengan sinis.
“ Nama ku Almira, kamu sendiri siapa’? Tanyaku dengan ramah.
“ Nama ku Gina .” Jawabnya dengan sinis.
“Eh kamu Tionghoa muslim ya ? Tanyanya lagi dengan ketus
“ Ya, memangnya kenapa ?Tanyaku kepadanya.
“ Berarti keluarga kamu miskin ya ? Tanyanya kembali.
“ Popo dan Akungku memang kelurga biasa saja.”Jawabku dengan kesal.
“Oh, pantas karena kalau kaya raya mana mungkin masuk Islam, biasanya katholik atau buddha.” Ucapnya sambil berlalu meninggalkan ku.
“ Ya Allah, berikanku kesabaran, amin.” Ucapku dalam hati.
Teman-teman baruku segera mendekatiku, mereka bilang memang jarang sekali anak keturunan Tionghoa muslim memakai kerudung seperti ku, pantas saja semua melihatku dengan tatapan aneh.
****
Setelah berjalannya waktu aku mulai biasa dengan cemohan dan hinaan yang lain tidak jauh berbeda dengan Gina, tapi aku bersyukur tidak pernah terlibat pertengkaran hebat, malah dengan keterbedaan diriku mempunyai banyak teman serta dosen-dosen pun menaruh perhatian padaku.
Alhamdulillah, dengan keterbedaan ku karena satu-satunya Tionghoa muslim di kampus yang mengenakan kerudung, di angkatan ku gambarku dijadikan sampul untuk brosur kampus, pihak merketing kampus beranggapan bahwa fotoku dapat mewakili bahwa kampus ku menerima mahasiswi memakai kerudung dan tidak mempersulit mereka dengan kuliah di kampusku.
Ternyata karena keterbedaan ku, Allah SWT telah merencanakan sesuatu yang indah untukku, bahkan dengan keterbedaan ku masih dikenang setelah selesai kuliah oleh dosen-dosen ku serta para pejabat di kampus serta teman-teman di angkatan termasuk para kakak kelas dan adik kelas.
****
Salam untuk teman-teman kuliah ku.
Keterangan:
Popo : nenek dalam bahasa mandarin
Akung : kakek dalam bahasa mandarin
Comments
Post a Comment