Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya : “Ayah… ceritakanlah kepadaku perihal muslimah sejati”.
Si ayah pun menolehkan mukanya seraya melontarkan senyuman manisnya ke arah anak kecilnya itu. “Anakku… Seorang muslimah yang sejati bukanlah dilihat dari kecantikan dan keayuan paras wajahnya semata-mata. Wajahnya hanyalah satu peranan yang teramat kecil saja. Tetapi, muslimah yang sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan hatinya yang tersembunyi. itulah yang terbaik”.
Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada bentuk kalian. Allah hanya melihat kepada hati dan perbuatan kalian. (Hadis riwayat Muslim)
Si ayah terus menyambung…
“Muslimah sejati juga tidak dilihat dari bentuk tubuh badannya yang mempersonakan, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya yang mempersona itu. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sebanyak manakah kebaikan yang diberikannya, tetapi dari keikhlasan ketika ia memberikan segala kebaikan itu. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Muslimah sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara dan berhujjah kebenaran”.
Berdasarkan ayat 31, surah An-Nuur, Abdullah ibn Abbas, Ibn Omar, Atha, Ikramah dan lain-lainnya berpendapat : Seseorang wanita Islam hanya boleh mendedahkan wajah, dua tapak tangan dan cincinnya di hadapan lelaki yang bukan mahramnya. (As-Syeikh Said Hawa di dalam kitabnya Al-Asas fit Tafsir)
“Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan (menghairahkan) orang yang ada perasaan dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik”. (Surah Al-Ahzab : 32)
Si ayah diam sejenak sambil melihat kepada wajah manis puteri kecilnya itu.
“Lantas apa lagi ayah?” Sahut puteri kecil terus ingin tahu.
“Ketahuilah wahai puteriku… Muslimah sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian grand tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya melalui apa yang dipakainya. Muslimah sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di tepi jalanan tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang lain jadi tergoda. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa ridha dan kehambaan kepada Rabb-nya. Dan ia sentiasa bersyukur dengan segala karunia yang diberikan.”
“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (tidak berzina atau mendekati zina)”. (Surah An-Nuur : 31)
“Dan ingatlah anakku…Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sifat mesranya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia mampu menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul”.
“Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya”. (Hadis Riwayat At-Tabrani dan Baihaqi)
Setelah itu si anak kembali bertanya, “Siapakah yang memiliki kriteria seperti itu ayah…? Bolehkah saya menjadi sepertinya…? Mampukah dan layakkah saya ayah…?
Si ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Pelajarilah mereka…! Supaya kamu berjaya nanti. insyaAllah kamu juga boleh menjadi muslimah yang sejati dan wanita yang sholehah kelak. Malah, semua wanita boleh”.
Si anak pun segera mengambil buku tersebut lalu terlihatlah sebaris perkataan berbunyi ISTERI RASULULLAH…
“Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya”. (Riwayat Al-Bazzar)
Comments
Post a Comment