Skip to main content

Kisah Motivasi : SEEKOR BURUNG DAN SEKARATUL MAUT

| SEEKOR BURUNG DAN SEKARATUL MAUT |

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah memberikan cerita hikmah untuk kita semua. Ceritanya dimulai beberapa tahun yang lalu saat pengurus pesantren tersebut tepatnya pemilik pondokan (sebutan sebuah pesantren) memelihara seekor burung beo.

Beo merupakan jenis burung yang paling cerdas menirukan... suara-suara manusia selain

 burung kakak tua. Bertahun-tahun Kiai mengajarkan sebuah kalimat kepada beo itu. Kalimat yang sering kita baca dalam sholat. kalimat tauhid, ”Laillahaillallah Muhammadarrasulullah” terus diajarkan kepada beo. Hingga begitu lancarnya di lafadzkan oleh burung beo.

Selama beberapa lama pondokan diramaikan kalimat tauhid yang di ucapkan si burung beo. Memberikan suasana dzikir para santri semakin berwarna.Ada kebanggaaan sendiri melihat seekor burung bersuara kalimat tauhid.

Pada suatu hari ketika Pemilik Pondok itu terlelap tidur sangkar burung terbuka dengan waktu yang sama, seekor kucing sedang mengendap dan menunggu masa untuk menangkap burung itu, ketika terlelap si Kucing telah mengambil kesempatan untuk menerkam burung itu..

Pemilik Pondok terkejut mendengar suara ribut burung Beo yg kesakitan digigit, pemilik pondok bangun dan mengusir kucing itu, dan mencoba menyelamatkan burung itu, malangnya burung Beo itu telah lemah akibat gigitan kucing tadi. Burung itu mengerang kesakitan dipangkuan Pemilik Pondok sampai terdiam. tidak bernyawan.

Dengan rasa sedih pemilik pondok menanam Burung Beo yg telah mati, Dia sangat kehilangan burung Beo yg selalu menjadi penghibur hatinya selepas lelah mengajar,..Semejak kematian burung Beo, Pemilik pondok selalu diam dan termenung hingga menimbulkan tandatanya pada para santrinya,...Para santri datang menanyakan kenapa Guru begitu sedih sekali setelah kematian burung Beo? Apakah Guru terlalu sayang pada burung Beo hingga menyebabkan guru bersedih? tanya salah satu santri..

Pemilik Pondok menjawab " Kesedihan terhadap kematian burung Beo tidak sampai sesedih itu, tapi Guru memikirkan betapa burung itu mampu berkata Tauhid dengan baik walau tidak memahami apa yg disebutkannya..Coba kalian bayangkan burung itu setiap hari dimulutnya mengucapkan kalimat Tauhid " Tetapi disaat kematiannya, dia hanya mengerang kesakitan dan tidak menyebut kalimat Tauhid yg selalu diucapkannya sewaktu hidup,..

Dari peristiwa itu saya berpikir,..Apakah saya juga akan begitu disaat sakaratul maut nanti. Walaupun saya sering mengajarkan kalian ilmu Al-Qur'an, kita sering ber'ibadah, tetapi saya amat takut tidak bisa mengucap kalimat Syahadat,.."Apakah saya mampu menahan sakit sakaratul maut hingga lupa mengucap kalimat Syahadat disaat akhir hidup saya nanti"Barulah Para Santri tau, kenapa Pemilik Pondok (GURU) sering termenung selepas kematian burung Beo nya itu...

Jika Guru yg banyak Ilmu dan Amalan juga risau akan tiba sakaratul Maut...Coba Pikirkan Bagaimanakah kita?...Sudahkah kita dalami Syahadat dengan ilmu yg cukup?..Sudahkah kita tunaikan tuntunan-tuntunan Syahadah itu?..Sudahkah kita sempunakan Syahadat dengan amal dan ketaatan dengan secukupnya?...Sudahkan kita meninggalkan perkara-perkara yg merusak Syahadat kita?..Ataukah kita tidak pernah mau berpikir dan tidak ambil peduli dengan Syahadah yang ada pada kita?...Dan tidak pernah berpikir Apakah kita mampu mengucapkan kalimat Syahadat itu nanti ketika kita sedang bergelut dengan sakitnya sakaratul Maut?..

Saat-saat terak'hir kita didunia untuk menuju alam pembalasan " Beramal dan Ber'Doalah untuk saat yang PASTI itu..

Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan HUSNUL- KHaTIMAH( akhir yg baik )dan Jangan KAU Akhiri Hidup Kami dengan SUU-UL-KHATIMAH ( akhir yang buruk )...

Aamiin Ya Rabbal'alamin...

(♥ Subhallah & Semoga Bermanfaat ♥)

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Takhalli, Tahalli, dan Tajalli

Takhalli artinya membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, dari maksiat lahir dan batin. Di antara sifat-sifat tercela itu menurut Imam al-Ghazali adalah pemarah, dendam, hasad, kikir, ria, takabbur, dan lain-lain. Takhalli juga dapat diartikan mengosongkan diri dari sifat ketergantungan terhadap kelezatan duniawi. Hal ini akan dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu jahat. Menurut kalangan sufi, kemksiatan dapat dibagi dua ; pertama maksiat lahir yaitu sifat tercela yang dikerjakan oleh anggota lahir seperti tangan, mulut dan mata. Sedangkan maksiat batin ialah segala sifat tercela yang diperbuat anggota batin yaitu hati. Menurut al-Ghazali moral adalah setiap hal yang mengangkat jiwa dan kehidupan menuju cahaya dan kesucian. Sedangakan kejelekan adalah semua hal yang merusak tubuh jiwa serta akal dan menjauhkan ruh dari cahaya dan kesucian. Al-Ghazali mengajak untuk tidak menjilat dalam mencar...

Chord & Tab Gitar : Mujhse Dosti Karoge

Chord & Tab Gitar : Mujhse Dosti Karoge - Mujhse Dosti Karoge Intro : e-3-5-6--3-5-6--3-5-3/1------- B------------------------------ G------------------------------ D------------------------------ A------------------------------ E------------------------------ e-1-3-5--1-3-5--1-6-5-3-3----- B------------------------------ G------------------------------ D------------------------------ A------------------------------ E------------------------------ Strum G major Few times..(listen to da song) Strum G, F, and G major few times (listen to da song) song starts.... G.....................................F.... keh do ki tum mere dil mein rahoge F.....................................G.... keh do ki tum mujhse dosti karoge repeat 2X C............G............F..................G.... .. Dekhungi, sochungi, kal parso kuch kahungi

bahasa kutai

Bahasa Kutai  adalah  bahasa Melayu  yang hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan  suku Kutai . Suku Kutai adalah  suku  yang mendiami alur sepanjang  Sungai Mahakam , dan populasinya terbesar di wilayah bekas  Kabupaten Kutai  dahulu (Kabupaten induk dari  Kabupaten Kutai Barat ,  Kutai Kartanegara , dan  Kutai Timur  sekarang ini). Bahasa Kutai umumnya hidup dan berkembang dalam bentuk penuturan (percakapan), serta sastra dalam bentuk  puisi  ( pantun ). Sangat sedikit bukti-bukti tertulis yang dihasilkan dalam bahasa Kutai, terlebih lagi yang dihasilkan pada periode pemerintahan  Sultan Kutai Kartanegara . Umumnya produk tertulis pada zaman itu berbahasa Melayu, dengan  huruf Jawi . Berdasarkan  morfologi  penuturannya, ada beberapa dialek dalam bahasa Kutai yang umum dijumpai saat ini, yaitu  dialek Tenggarong  (umum, sudah agak modern karena bercampur / dipengaru...