Nama : Muhammad Sainudin Noor
Kelas : XI IPA2
Judul :
Archimedes ( Eksperimen Terhadap Telur )
Guru Mata Pelajaran
EVI SUSANTI, S.Pd |
||||
NIP :
19751009 200212 2 005
|
||||
Asisten I
ANIKA RAHMI, F.S.Pd |
Asisten II
MUHAMMAD ARIPIN, C.S.Pd
|
|||
NIM :
1105035097
|
NIM : 1105025073
|
|||
Makalah fisika mengenai hukum archimedes
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu yang mempelajari gejala alam
disebut sains. Sains berasal dari kata Latin yang berarti mengetahui. Sains
terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika
mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik,
dan magnet. Semua gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara materi
dan energi.
Perubahan global berlangsung cukup cepat menempatkan
fisika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang merupakan tulang punggung
teknologi terutama teknologi manufaktur dan teknologi modern. Teknologi modern
seperti teknologi informasi, elektronika, komunikasi, dan teknologi
transportasi memerlukan penguasaan fisika yang cukup mendalam.
Salah satu visi pendidikan sains adalah mempersiapkan
sumber daya manusia yang handal dalam sains dan teknologi serta memahami
lingkungan sekitar melalui pengembangan keterampilan berpikir, penguasaan
konsep esensial, dan kegiatan teknologi. Kompetensi rumpun sains salah satunya
adalah mengarahkan sumber daya manusia untuk mampu menerjemahkan perilaku alam.
Salah satu fenomena alam yang sering ditemukan adalah
fenomena fluida. Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir.
Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air dan zat
gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu atau besi tidak dapat
mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air merupakan salah satu
contoh zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya seperti minyak pelumas,
susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.
Fenomena fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan
erat dengan tekanan hidraustatis. Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum
dasar yang berkaitan dengan konsep tekanan hidraustatis, salah satunya adalah
hukum Pascal dan hukum Archimedes. Hukum
Pascal diambil dari nama penemunya yaitu Blaise Pascal (1623-1662) yang berasal dari Perancis. Sedangkan hukum Archimedes
diambil dari nama penemunya yaitu Archimedes (287-212 SM) yang berasal dari
Italia.
Hukum-hukum fisika dalam fluida statis sering
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia dalam kehidupannya, salah satunya
adalah prinsip hukum Pascal dan prinsip
hokum Archimedes. Namun, belum banyak masyarakat yang mengetahui hal tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan studi yang lebih mendalam mengenai hukum Pascal dan hokum
Archimedes sertapenerapannya dalam kehidupan
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud hokum
Archimedes dalam sistem fluida statis?
2.
Bagaimana cara menuliskan persamaan hokum Archimedes?
3.
Bagaimana penerapan hukum Archimedes dalam sistem fluida statis?
III. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui pengertian hukum Archimedes
2. Mengetahui cara menuliskan persamaan hukum
Archimedes
3. Mengetahui penerapan hukum Archimedes dalam sistem
fluida statis.
IV. MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Manfaat yang bisa diambil dari penulisan makalah ini
adalah
1.
Menambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis
tentang hokum Archimedes serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Memberikan informasi kepada pembaca tentang tentang hokum Archimedes serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
HUKUM ARCHIMEDES
a. Prinsip Archimedes
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke dalam fluida
seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda
tidak berada di dalam fluida tersebut. Kita mungkin sulit mengangkat sebuah
batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari
dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya melalui Percobaan 1.
Gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin
besar tekanan hidrostatiknya. Hal ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah
benda lebih besar daripada tekanan ada bagian atasnya. Gaya apung muncul karena
selisih antar gaya hidrostatik pada permukaan benda atas dan bawah. Perhatikan
Gambar. Fluida melakukan tekanan hidrostatik p1=ρfgh1 pada bagian atas benda. Gaya yang
berhubungan dengan tekanan ini adalah F1=p1A =ρfgh1A berarah ke bawah. Dengan cara yang
sama, pada permukaan bagian bawah diperoleh F2=p2A =rfgh2A berarah ke atas.
Resultan kedua gaya ini adalah gaya apung Fa, yakni :
Fa = F2 – F1
= ρfgA(h2 - h1)
= ρfgAh
= ρfgVb = mf g = wf
Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan
bahwa gaya apung pada benda sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Ingat
bahwa yang dimaksudkan dengan fluida yang
dipindahkan di sini adalah volume fluida yang sama
dengan volum benda yang tercelup dalam fluida. Pada gambar di atas, kami
menggunakan ilustrasi di mana semua bagian benda tercelup dalam fluida (air).
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam fluida,
terapung, di mana bagian benda yang tercelup hanya sebagian maka volume fluida yang dipindahkan = volume bagian
benda yang tercelup dalam fluida tersebut. Tidak peduli apapun benda dan
bagaimana bentuk benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini
adalah buah karya Archimedes (287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita
dan lebih dikenal dengan julukan Hukum Archimedes. Hukum Archimedes
menyatakan bahwa : Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian
di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada
benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan berat zat cair
yang dipindahkan.
b.
Mengapung, Melayang dan Tenggelam
Dengan menggunakan rumus Archimedes
ρ = m / v dan w = m
x g
Maka dengan menambahkan garam ke dalam air tersebut, berarti kita menambahkan sejumlah massa ke dalam
air. Karena garam larut di dalam air dan volume airnya tetap, massa
jenis air sekarang menjadi lebih besar daripada keadaannya
semula.Selain itu, penambahan garam juga berarti mengubah berat air. Tetapi berat
telur tidak berubah. Semakin banyak garam yang dimasukkan ke dalam air, massa jenis
air menjadi semakin besar. Densitasnya semakin besar, begitu pun
beratnya. Akibatnya Air bergaram ini menjadi "semakin berat dan
tenggelam". Tak hanya lebih berat daripada air-segar, namun juga lebih berat
daripada telur. Kondisi inilah yang mengakibatkan sang telur
"terdorong" ke atas ... ke atas ... ke atas ... dan akhirnya
mengapung. Tak hanya mengambang.
Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat
massa balok maka agar balok berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan
harus lebih kecil dari pada volume balok.Artinya tidak seluruhnya berada
terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda
melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume balok
dan rapat massa cairan sama dengan rapat rapat massa benda.
Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat
massa fluida, maka benda akan mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama
dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam.
Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang
tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau
gaya berat (W) dan gaya ke atas (Fa) dari zat cair itu. Dalam hal ini ada tiga
peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua gaya tersebut yaitu seperti
berikut
.
Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan
tenggelam jika berat benda (w) lebih besar dari gaya ke atas (Fa).
w > Fa
ρb X Vb X g > ρa X Va X g
ρb > ρa
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari
rapat massa zat cair (ρ)
Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan
melayang jika berat benda (w) sama dengan gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut
tersebut dalam keadaan setimbang
w = Fa
ρb X Vb X g = ρa X Va X g
ρb = ρa
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair
akan berlaku :
(FA)tot = Wtot
rc . g (V1+V2+V3+V4+…..) = W1 + W2 + W3 +
W4 +…..
Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan
terapung jika berat benda (w) lebih kecil dari gaya ke atas (Fa).
w = Fa
ρb X Vb X g = ρa X Va X g
ρb < ρa
Misal : Sepotong gabus ditahan pada dasar bejana
berisi zat cair, setelah dilepas, gabus tersebut akan naik ke permukaan zat
cair (terapung) karena :
FA > Wrc . Vb . g > rb . Vb . grc
$rb
Selisih antara W dan FA disebut gaya naik (Fn).
Fn = FA - W
Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang,
sehingga berlaku :
FA’ = Wrc . Vb2 . g = rb . Vb . g
Dengan :
ô FA’ = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam
zat cair.
ô Vb1 = Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.
ô Vb2 = Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.
Vb = Vb1 + Vb 2
FA’ = rc . Vb2 . g
Berat (massa) benda terapung = berat (massa) zat cair
yang dipindahkan
Daya apung (bouyancy) ada 3 macam, yaitu :
Daya apung positif (positive
bouyancy) : bila suatu benda mengapung.
Daya apung negatif (negative
bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.
Daya apung netral (neutral
bouyancy) : bila benda dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di
dalam penyelaman. Selama bergerak dalam air dengan scuba, penyelam harus
mempertahankan posisi neutral bouyancy.
c. Konsep Melayang, Tenggelam dan Terapung.
Kapankah suatu benda dapat terapung, tenggelam dan
melayang ?
Benda dapat terapung bila massa
jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
(miskonsepsi).
(miskonsepsi).
Benda dapat melayang bila massa
jenis benda sama dengan massa jenis zat cair.
(konsepsi ilmiah)
(konsepsi ilmiah)
Benda dapat tenggelam bila massa
jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
(konsepsi ilmiah).
(konsepsi ilmiah).
Terapung, melayang dan tenggelam
dipengaruhi oleh volume benda. (miskonsepsi).
Terapung, melayang dan tenggelam
dipengaruhi oleh berat dan massa benda
d.
Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan
Sehari-hari
» Kapal Laut
Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air
laut, tetapi mengapa kapal laut yang terbuat dari besi mengapung di atas air?
Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Ini menyebabkan volum air
laut yang di pindahkan oleh badan kapal menjadi sangat besar. Gaya apung
sebanding dengan volum air yang dipindahkan, sehingga gaya apung menjadi sangat
besar. Gaya apung ini mampu mengatasi berat total kapal
sehingga kapal laut mengapung di permukaan laut. Jika
dijelaskan berdasarkan konsep massa jenis, maka massa jenis rata-rata besi
berongga dan udara yang menempati rongga masih lebih kecil daripada massa jenis
air laut. Itulah sebabnya kapal laut mengapung.
Titik penting dalam stabilitas kapal
Diagram stabilitas kapal, pusat
gravitasi (G), pusat daya apung (B), dan Metacenter (M) pada posisi kapal tegak dan miring. Sebagai catatan, G pada posisi tetap
sementara B dan M berpindah kalau kapal miring. Ada tiga titik
yang penting dalam stabilitas kapal, yaitu:
~ G adalah titik pusat gravitasi kapal.
~ B adalah titik pusat apung kapal.
~ M adalah metacenter kapal (titik perpotongan garis vertikal B dengan garis
pusat kapal).
Bagaimana kapal laut bisa tenggelam?
Jika M di bawah G, kopel menghasilkan torsi yang
searah dengan jarum jam. Torsi ini justru membuat kapal lebih miring lagi, dan
keseimbangan menjadi tidak stabil sehingga dapat membuat kapal tenggelam. Untuk
kestabilan maksimal, haruslah G rendah dan M tinggi.
» Kapal Selam
Kapal selam
adalah kapal laut yang dapat berada dalam tiga keadaan, yaitu mengapung,
melayang, dan tenggelam. Ketiga keadaan ini dapat dicapai dengan cara mengatur
banyaknya air dan udara dalam badan kapal
selam.
~ Pada badan kapal selam terdapat tangki pemberat yang dapat diisi udara atau
air. Tangki ini terletak di antara lambung sebelah dalam dan lambung sebelah
luar. Ketika kapal selam ingin terapung maka tangki tersebut harus berisi
udara. Ketika akan melayang, udaranya dikeluarkan dan diisi dengan air sehingga
mencapai keadaan melayang. Jika ingin tenggelam maka airnya harus lebih
diperbanyak lagi.
~ Kapl selam memiliki sebuah bagian pemberat ini dapat diisi dengan . ketika
kapal akan menyelam , pemberat ini diisi dengan air sehingga gaya ke atas yang
bekerja pada kpal lebih kecil dari pada berat kapal sehingga kapal
tenggelam .untuk muncul kembali ke permukaan , air dalam pemberat di
kosongkan
Catatan :
Pada cairan bisa terjadi hanya
sebagian benda yang tercelup dalam cairan, hingga Vbf belum tentu sama dengan Vb. Dalam udara,
volum benda yang tercelup selalu sama dengan volum benda (Vbf = Vb).
Massa jenis gas panas lebih kecil
daripada massa jenis udara
Kesimpulan
Sebuah benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya kedalam zat cair akan mendapat gaya keatas yang
besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda yang dicelupkan
tersebut”. Jika seluruh benda tercelup kedalam zat cair, maka volume cairan
yang dipindahkan sama dengan volume benda
Berdasarkan hukum Archimedes
kita bias menentukan syarat sebuah benda untuk terapung , tenggelam atau
melayang suatu fluida.
Jika benda di celupkan
ke dalam zat cair , sesungguhnya berat benda tidak berkurang. Gaya tarik bumi
kepada benda itu besarnya tetap . Akan tetapi zat cair menggadakan gaya yang
arahnya ke atas kepada setiap benda yang tercelup di dalamnya. Ini menyebabkan
berat benda seakan berkurang.
Comments
Post a Comment