Nama : Muhammad Sainudin Noor
Kelas : XI IPA2
Judul :
Kapilaritas ( Eksperimen Terhadap Tisu
dan Kertas HVS )
Guru Mata Pelajaran
EVI SUSANTI, S.Pd |
||||
NIP :
19751009 200212 2 005
|
||||
Asisten I
ANIKA RAHMI, F.S.Pd |
Asisten II
MUHAMMAD ARIPIN, C.S.Pd
|
|||
NIM :
1105035097
|
NIM : 1105025073
|
|||
PERCOBAAN VI
KAPILARITAS
A. TUJUAN
1.
untuk mempelajari konsep kapilaritas dan penerapannya dalam
kehidupan.
B. DASAR TEORI
peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair pada
pipa kapiler, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.0 Pada gambar tersebut, diameter dalam pipa
kapiler dari kiri ke kanan semakin kecil. Semakin kecil diameter dalam pipa
kapiler, kenaikan permukaan air di dalam pipa kapiler akan semakin tinggi.
(Setya Nurachmandani, 2009)[1]
Gambar 1.0 Tabung pipa kapiler
Permukaan zat cair yang
membasahi dinding, misalnya air, akan naik. Adapun yang tidak membasahi
dinding, seperti raksa, akan turun. Dalam kehidupan sehari-hari, contoh-contoh
gejala kapiler adalah sebagai berikut : Minyak tanah naik melalui sumbu lampu
minyak tanah atau sumbu kompor, dinding rumah basah pada musim hujan, air tanah
naik melalui pembuluh kayu. Peristiwa air membasahi dinding, atau raksa tidak
membasahi dinding dapat dijelaskan dengan memperhatikan gaya tarik-menarik
antar partikel. Gaya tarik-menarik antar partikel sejenis disebut kohesi, sedangkan
gaya tarik menarik antar partikel tidak sejenis disebut adhesi. (Supliyadi
dkk, 2006)[2]
Air membasahi dinding
kaca karena adanya gaya kohesi antar partikel air yang lebih kecil dari pada
gaya adhesi antara partikel air dan partikel dinding kaca. Sedangkan, raksa
memiliki gaya kohesi lebih besar dari pada gaya adhesinya dengan dinding kaca
sehingga tidak membasahi dinding kaca. Gaya adhesi air yang lebih besar dari
kohesinya menyebabkan permukaan air berbentuk meniskus cekung, sedangkan gaya
kohesi raksa lebih besar dari gaya adhesinya sehingga menyebabkan permukaan
raksa berbentuk meniskus cembung. Jika zat cair dimasukkan ke dalam suatu pipa
kapiler, permukaan zat cair tersebut akan melengkung. Permukaan melengkung zat
cair di dalam pipa disebut meniskus.
Fluida naik jika θ < 90° Fluida turun jika θ > 90°.
Gambar 2.0 Memperlihatkan gaya
tegangan permukaan cairan di dalam pipa kapiler.
Bentuk permukaan cairan
di dalam pipa kapiler bergantung pada sudut kontak (θ ) cairan tersebut.
Permukaan cairan akan naik jika θ < 90° dan turun jika θ > 90°. Naik atau
turunnya permukaan zat cair dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
ρ π r2hg = γ 2π r cosθ
Keterangan:
h : kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m)
γ: tegangan permukaan N/m
θ : sudut kontak (derajat)
ρ: massa jenis zat cair (hg/m3)
r : jari-jari pipa (m)
Jika suatu zat cair
membasahi dinding pipa, sudut kontaknya kurang dari 90° dan zat cair itu naik
hingga mencapai tinggi kesetimbangan. Zat pencemar yang ditambahkan pada zat
cair akan mengubah sudut kontak itu, misalnya detergent mengubah sudut kontak yang besarnya lebih
dari 90° menjadi lebih kecil dari 90°. Sebaliknya, zat-zat yang membuat kain
tahan air (waterproof) menyebabkan sudut kontak air dengan kain
menjadi lebih besar dari 90°. (Supliyadi, 2006)[3]
Gambar 3.0 Efek bertambah kecilnya sudut kontak yang ditimbulkan suatu zat pencemar.
C.
ALAT
DAN BAHAN
a.
Alat yang dibutuhkan:
1. Gunting : 1 buah
2. Gelas
Ukur : 2 buah
3. Sendok : 1 buah
b.
Bahan
yang dibutuhkan:
1. Kertas Tisue : 1 lembar
2. Kertas HVS : 1 lembar
3. Air : 200 ml
4 . 2 Pewarna Makanan : merah dan hijau
1. Kertas Tisue : 1 lembar
2. Kertas HVS : 1 lembar
3. Air : 200 ml
4 . 2 Pewarna Makanan : merah dan hijau
D. PROSEDUR KERJA
1.
Disiapkan
kertas Tisu dan kertas HVS sebanyak satu lembar
2.
Diaduk satu persatu pewarna makanan
kedalam gelas yang sudah terisi air.
3.
Dicelupkan secara bersamaan yaitu satu
lembar dari kertas Tisu dan satu lembar dari kertas HVS.
4.
Amati
E.
HASIL PENGAMATAN
Setelah diamati dapat disajikan seperti tabel.01 dibawah ini:
Proses
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
Saat air di dalam gelas di beri
pewarna makanan berwarna merah.
2.
saat air di dalam gelas di beri pewarna
hijau,
3.
Saat selembar tisu dan kertas
HVS di masukan ke dalam air yang telah
di campur dengan pewarna.
|
1. air
berubah warna menjadi warna merah.
2. air
berubah warna menjadi warna hijau.
3. Kertas
Tisu lebih cepat menyerap dari pada kertas HVS.
|
1. Sebuah
pipa kapiler yang berdiameter 0,6 mm dimasukkan secara tegak lurus ke dalam
sebuah bejana yang berisi air raksa (ρ = 13.600 kg/m3). Sudut kontak
raksa dengan dinding pipa adalah 140o. Bila tegangan permukaan raksa
adalah 0,06 N/m, maka berapa penurunan raksa dalam pipa kapiler tersebut? ( g =
9,8 m/s2), ( r = 3 x 10-4 m) ?
Jawaban : diketahui
d = 0,6 mm = 6 x 10-4 m
r = 3 x 10-4 m
γ = 0,06 N/m
ρ (raksa) = 13.600 kg/m3
g = 9,8 m/s2
θ = 140o
ditanyakan penurunan permukaan raksa di pipa kapiler (h)
penyelesaian
h
=
h=h=-0,0015 mm
2. Suatu tabung
berdiameter 0,4 cm jika dimasukkan secara vertikal ke dalam air, sudut
kontaknya 60°. Jika tegangan permukaan air 0,5 N/m dan g = 10
m/s2, tentukanlah kenaikan air pada tabung.
Ditanya h
= ?
Jawab
Diketahui: d tabung = 0,4 cm,
θ = 60°, γ = 0,5 N/m, dan g = 10 m/s2.
h
=
h
= 0,025m
3. Sebuah
pipa kapiler yang berjari-jari 0,5 m dimasukkan secara tegak lurus ke dalam
sebuah bejana yang berisi air raksa (ρ = 13.600 kg/m3). Sudut kontak
raksa dengan dinding pipa adalah 130o. Bila tegangan permukaan raksa
adalah 0,49 N/m, maka berapa penurunan/kenaikkan raksa dalam pipa kapiler tersebut?
( g = 10 m/s2),
Ditanya :penurunan/Ketinggian air h adalah:
Dihetahui :
r = 0,5 m = 5 x 10-1γ = 0,49 N/m
ρ (raksa) = 13.600 kg/m3
g = 10 m/s2
θ = 130o
ditanyakan penurunan/kenaikkan permukaan raksa di pipa kapiler (h)
penyelesaian
h
=
h=h=0,0000092 mm
4. Tegangan
permukaan air raksa adalah 0,465 N/m. Sudut kontak air raksa dengan pipa
kapiler berjari-jari 2,5 mm pada mangkuk sebesar 150°. Berapa ketinggian air
raksa relatif terhadap permukaan air raksa dalam mangkuk?
Penyelesaian :
Diketahui :
Jawab :
5. Sebutkan
Contoh kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari !
Jawaban
:
Contoh
peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:
- Naiknya
minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor dapat menyala,
- Naiknya
minyak tanah pada sumbu lampu tempel sehingga lampu itu menyala,
- Naiknya
air pada musim hujan sehingga dinding rumah basah,
- Naiknya
air tanah melalui akar dengan pembuluh-pembuluh tumbuhan,
- Air
menggenang dapat diserap dengan kain pel, spons, atau kertas isap.
F.
PEMBAHASAN
Disajikan tabel.01. Tabel pengamatan
Proses
|
Hasil
Pengamatan
|
Saat selembar tisu dan kertas HVS di masukan ke dalam air yang telah di
campur dengan pewarna
|
Kertas Tisu lebih
cepat menyerap dari pada kertas HVS
|
Berdasarkan tabel diatas setelah dicelupkan
kertas yang secara bersamaan terlihat perbedaan diantara keduanya. Kertas Tisu
ternyata lebih cepat menyerap dari pada lembaran yang terbuat dari kertas HVS.
Hal ini dikarenakan pori-pori atau celah-celah dari kertas Tisu lebih besar dari pada celah-celah atau
pori-pori dari kertas HVS sehingga peristiwa kapilaritas yang terjadi lebih
cepat.
Hal ini disebabkan dua jenis fungsi kertas yang berbeda. Kertas Tisu dibuat untuk
menyerap cairan, sedangkan kertas HVS dibuat untuk kertas cetak, kertas tulis.
HVS
|
Tisu
|
G. KESIMPULAN
1.
Kapilaritas adalah peristiwa
naik/turunnya zat cair melalui celah-celah.
2.
Semakin besar celah atau pori benda yang
dialirinya maka semakin cepat pula peristiwa kapilaritas yang terjadi.
3.
semakin kecil celah atau pori benda yang
dialirinya maka semakin lambat kapilaritas yang terjadi.
4.
Kertas HVS lebih lama menyerap cairan.
5.
Kertas tisu lebih cepat menyerap cairan.
H. SARAN
Penggunaan
Labotarium IPA sangat diperlukan dalam melakukan percobaan, sehingga siswa
mudah dalam melakukan percobaan. Alat-alat dan bahan-bahan untuk percobaan
sangat diperlukan. Sehingga pihak sekolah harus mampu menyediakan alat-alat dan
bahan-bahan agar lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Nurachmandani,
Setya. 2009. Fisika 2 Untuk SMA/MA
Kelas XI . Jakarta
:Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Supliyadi, dkk.
2006. Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung : Acarya Media Utama.
id.answers.yahoo.com
www.budisma.web.id/pengertian-kapilaritas/
id.wikipedia.org/wiki/Kertas
[1]
Setya Nurachmandani, Fisika
2 Untuk SMA/MA Kelas XI (Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), 210
[2]Supliyadi dkk, Fisika 2
Untuk SMA/MA Kelas XI (Bandung:
ACARYA MEDIA UTAMA, 2006), 179
[3]Supliyadi dkk, Fisika 2
Untuk SMA/MA Kelas XI (Bandung:
ACARYA MEDIA UTAMA, 2006), 180
Comments
Post a Comment