KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Seberapa Pengaruh Kebudayaan
Erau bagi Masyarakat Kutai. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Samarinda,
03 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang........................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II KONSEP TEORI
A.
Teori Kebudayaan..................................................................................... 2
B.
Pengertian Budaya Menurut Para Ahli...................................................... 2
C.
Dasar Pemikiran......................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN
A.
Asal Mula Erau.......................................................................................... 4
B.
Pelaksanaan Erau....................................................................................... 5
C.
Kegiatan Erau + International Folk Art Festival....................................... 5
D.
Erau Sebagai Pesta Budaya....................................................................... 7
E.
Pengaruh Kebudayaan Erau Bagi Masyarakat Kutai................................ 7
BAB IV PENUTUP
A.
Simpulan.................................................................................................... 8
B.
Saran.......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Terdapat
hubungan timbal balik antara kebudayaan dengan masyarakat, sebagaiamana ada
hubungan antara kebudayaan, peradaban dan sejarah. Masyarakat itu menghasilkan
kebudayaan, sedangkan kebudayaan itu menentukan corak masyarakat. Jadi antara
manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki hubungan yang
sangat erat. Tidak mungkin keduanya dipisahkan.
Ada
manusia (dalam arti luas, masyarakat), maka ada kebudayaan, tidak akan ada
kebudayaan kalau tidak ada pendukungnya, yaitu manusia. Akan tetapi manusia itu
hidupnya tidak berapa lama, karena semua pasti akan menemui ajal. Maka untuk
melangsungkan atau melestarikan kebudayaan, pendukungnya harus merupakan
kesinambungan dari satu keturunan ke keturunan lainnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengaruh kebudayaan Erau bagi masyarakat Kutai?
C.
Tujuan
1.
Ingin menambah wawasan mengenai pengaruh kebudayaan Erau bagi
masyarakat Kutai.
BAB II
KONSEP TEORI
A.
Teori Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Budaya
Arif
Wibowo: Teori kebudayaan dapat digunakan
untuk keperluan memperlancar pembangunan masyarakat tentang budaya yang dapat
mengembangkan sikap bijaksana dalam menghargai serta menilai budaya dan pola
perilaku yang bersumber pada kebudayaan itu sendiri.
B.
Pengertian Budaya Menurut Para Ahli
Soelaiman Soemardi dan Selo Soemardjan menerangkan bahwa suatu kebudayaan merupakan
buah atau hasil karya cipta dan rasa masyarakat. Suatu kebudayaan memang
mempunyai hubungan yang amat erat dengan perkembangan yang ada di masyarakat.
Lehman, Himstreet, dan Batty mendefinisikan budaya sebagai kumpulan beberapa pengalaman hidup
yang ada pada sekelompok masyarakat tertentu.
Ki Hajar Dewantara, yang
memaparkan bahwa budaya adalah hasil perjuangan masyarakat terhadap alam dan
zaman yang membuktikan kemakmuran dan kejayaan hidup masyarakat dalam menyikapi
atau menghadapi kesulitan dan rintangan untuk mencapai kemakmuran, keselamatan
dan kebahagiaan di hidupnya.
R. Seokmono menerangkan
bahwa budaya adalah hasil kerja atau usaha manusia yang berupa benda maupun
hasil buah pemikiran manusia dimasa hidupnya.
Effat al-Syarqawi mendefinisikan
budaya berdasarkan dari sudut pandang Agama Islam, Ia menjelaskan bahwa budaya
adalah khazanah sejarah sekelompok masyarakat yang tercermin didalam kesaksian
& berbagai nilai yang menggariskan bahwa suatu kehidupan harus mempunyai
makna dan tujuan rohaniah.
Menurut KBBI, Budaya berarti sebuah pemikiran, adat istiadat
atau akal budi. Secara tata bahasa, arti dari kebudayaan diturunkan dari kata
budaya dimana cenderung menunjuk kepada cara berpikir manusia.
C.
Dasar Pemikiran
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni,bahasa. Budaya merupakan
pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Asal Mula Erau
Erau
berasal dari bahasa Kutai "eroh" yang artinya ramai, riuh, ribut,
suasana yang penuh sukacita. Suasana yang ramai, riuh rendah suara tersebut
dalam arti: banyaknya kegiatan sekelompok orang yang mempunyai hajat dan
mengandung makna baik bersifat sakral, ritual, maupun hiburan.
Erau
pertama kali dilaksanakan pada upacara tijak tanah dan mandi ke tepian ketika
Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia 5 tahun. Setelah dewasa dan diangkat
menjadi Raja Kutai Kartanegara yang pertama (1300-1325), juga diadakan upacara
Erau. Sejak itulah Erau selalu diadakan setiap terjadi penggantian atau
penobatan Raja-Raja Kutai Kartanegara.
Dalam
perkembangannya, upacara Erau selain sebagai upacara penobatan Raja, juga untuk
pemberian gelar dari Raja kepada tokoh atau pemuka masyarakat yang dianggap
berjasa terhadap Kerajaan.
Pelaksanaan
upacara Erau dilakukan oleh kerabat Keraton/Istana dengan mengundang seluruh
tokoh pemuka masyarakat yang mengabdi kepada kerajaan. Mereka datang dari
seluruh pelosok wilayah kerajaan dengan membawa bekal bahan makanan, ternak,
buah-buahan, dan juga para seniman. Dalam upacara Erau ini, Sultan serta
kerabat Keraton lainnya memberikan jamuan makan kepada rakyat dengan memberikan
pelayanan dengan sebaik-baiknya sebagai tanda terima kasih Sultan atas
pengabdian rakyatnya.
Setelah
berakhirnya masa pemerintahan Kerajaan Kutai Kartanegara pada tahun 1960,
wilayahnya menjadi daerah otonomi yakni Kabupaten Kutai. Tradisi Erau tetap
dipelihara dan dilestarikan sebagai pesta rakyat dan festival budaya yang
menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Kutai dalam rangka memperingati hari
jadi kota Tenggarong, pusat pemerintahan Kerajaan Kutai Kartanegara sejak tahun
1782.
B.
Pelaksanaan Erau
Pelaksanaan
Erau yang terakhir menurut tata cara Kesultanan Kutai Kartanegara dilaksanakan
pada tahun 1965, ketika diadakan upacara pengangkatan Putra Mahkota Kesultanan
Kutai Kartanegara, Aji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat.
Sedangkan
Erau sebagai upacara adat Kutai dalam usaha pelestarian budaya dari Pemda
Kabupaten Kutai baru diadakan pada tahun 1971 atas prakarsa Bupati Kutai saat
itu, Drs.H. Achmad Dahlan. Upacara Erau dilaksanakan tiap tahun dalam rangka
peringatan ulang tahun kota Tenggarong yang berdiri sejak 29 September 1782.
Atas
petunjuk Sultan Kutai Kartanegara yang terakhir, Sultan A.M. Parikesit, maka
Erau dapat dilaksanakan Pemda Kutai dengan kewajiban untuk mengerjakan beberapa
upacara adat tertentu, tidak boleh mengerjakan upacara Tijak Kepala dan
Pemberian Gelar, dan beberapa kegiatan yang diperbolehkan seperti upacara adat
lain dari suku Dayak, kesenian dan olahraga/ketangkasan.
C.
Kegiatan Erau + International Folk
Art Festival
1.
Kegiatan Pokok
a)
Menjamu Benua
b)
Mendirikan Ayu
c)
Kesenian dan Adat Kutai
d)
Menyisikan Lembu Suana dan Tambak Karang
e)
Beluluh
f)
Bekanjar dan Beganjur
g)
Seluang Mudik
h)
Belian, Bekenjong
i)
Dewa Memanah, Besaong Manok, Menjala
j)
Bepelas, Tepong Tawar
k)
Merebakan Ayu, Beburay, dan Syukuran
l)
Mengulur Naga dan Belimbur
m)
Ziarah ke Makam Aji Imbut (Pendiri Kota Tenggarong)
n)
Ziarah ke Kutai Lama
2.
Kegiatan Penunjang
a)
Upacara Pembukaan dan Tari Massal
1)
Marching Band
2)
Pembukaan Erau
3)
Penyalaan Brong
4)
Sajian Tari Massal
b)
Upacara-Upacara Adat Suku Pedalaman
1)
Upacara Adat Ngugu Tahun
2)
Upacara Adat Penthos
3)
Upacara Adat Mamad
4)
Dan lain-lain
c)
Kesenian
1)
Kesenian Tradisional
2)
Kesenian Nusantara
3)
Kesenian Mancanegara
d)
Olahraga
1)
Olahraga Tradisional
2)
Olahraga Polpuler
e)
Pameran Pembangunan dan Bazaar
f)
Pertunjukan Hburan Masyarakat
1)
Pawai/Karnaval
2)
Marching Band
3)
Show Artis Ibukota
g)
Tata Kehidupan Suku Dayak
1)
Upacara Perkawinan Suku Dayak
2)
Upacara Pengobatan Belian
3)
Dan lain-lain.
3.
Kegiatan International Folk Art
Festival
a)
Activity Programs
b)
Out and indoor performances.
c)
Cultural exchange.
d)
Exhibition.
e)
Visit cultural places.
f)
Gathering.
g)
Reception with Head culture office, Regent and King of Kutai.
h)
Gift exchange.
i)
Parade.
j)
Planting tree.
k)
Country Night.
l)
Press Conference and TV programs.
m)
Dance Street.
D.
Erau Sebagai Pesta Budaya
Kebijakan
Pemerintah Kabupaten Kutai untuk menjadikan Erau sebagai pesta budaya yakni
dengan menetapkan waktu pelaksanaan Erau secara rutin.
Festival
Erau yang kini telah masuk dalam calendar of events pariwisata nasional, tidak
lagi dikaitkan dengan seni budaya Keraton Kutai Kartanegara tetapi lebih
bervariasi dengan berbagai penampilan ragam seni dan budaya yang ada serta
hidup dan berkembang di seluruh wilayah Kabupaten Kutai.
E.
Pengaruh Kebudayaan Erau Bagi Masyarakat Kutai
Masyarakat
Kutai sangat menantikan acara budaya terbesar didaerah Kutai yaitu Erau, karena
Erau mempunyai pengaruh bagi masyarakat Kutai. Pengaruh dari kebudayaan ini
adalah masyarakat akan selalu mengingat bahwa hajat, hal yang menggangu sumber
kehidupan dipermukaan bumi, ataupun perpindahan kekuasaan, harus diatasi atau
diwujudkan oleh seluruh masyarakat Kutai dengan bergembira.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
A.
Simpulan
Pengaruh
dari kebudayaan Erau adalah masyarakat akan selalu mengingat bahwa hajat, hal
yang menggangu sumber kehidupan dipermukaan bumi, ataupun perpindahan
kekuasaan, harus diatasi atau diwujudkan oleh seluruh masyarakat Kutai dengan
bergembira.
B.
Saran
Jadilah
masyarakat yang mengetahui sejarah tempat tinggalnya dan memahami nilai-nilai
yang terkandung didalamnya
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Acara
Penunjang.. (http://erau.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Acara_Penunjang.
Diakses, 05 Maret 2016)
Anonim. Acara Pokok. (http://erau.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Acara_Pokok.
Diakses, 24 April 2016)
Anonim. Asal Mula Erau.
(http://erau.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Asal_Mula_Erau
. Diakses, 05 Maret 2016)
Anonim. 2015. Pengertian
Budaya Menurut Para Ahli. (http://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/pengertian-budaya-menurut-para-ahli-lengkap.html.
Diakses 04 Maret 2016)
Anonim. 2015. Erau
International Folk & Art Festival.
(http://www.cioff-indonesia.org/?p=468.
Diakses 24 April 2016)
Comments
Post a Comment