Skip to main content

Tadabbur Al-Qur'an Halaman 282 | Q.S AL ISRA:1-7

📚TADABBUR AL QUR'AN ODOATIARA📚

📆Hari      : Sabtu, 29 Desember 2018 M / 21 Ro i'ul Akhir 1440 H
No        : 717/KTQ/2018
==========================

📖Q.S AL ISRA:1-7📖

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
1.   Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya 470 agar Kami perlihatkan kepada-Nya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
وَآَتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلًا
2.  Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab ( Taurat) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), “Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku,
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
 3. (wahai) keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.”

وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إسْرائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
4. Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, “Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.”
فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا
5.  Maka apabila saat hukuman bagi (kejahatan) yang pertama dari kedua (kejahatan) itu datang, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.

ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
6. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka, Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak, dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآَخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
7.  Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai.

Catatan Kaki:
470. Masjidil Aqsa dan daerah sekitarnya dapat berkah dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu berikut kesuburan tanahnya.

-----------------------
🌕Tadabbur Ayat🌕

💍Ayat 1 Allah Subhanahu Wa Ta'ala memulai FirmanNya dengan "Subhana" dalam ayat ini dan di beberapa ayat yang lain sebagai pertanda bahwa ayat itu mengandung peristiwa luar biasa yang hanya dapat terlaksana karena iradah dan kekuasaanNya. Nabi Muhammad saw. diperjalankan oleh Allah swt. dalam satu malam (isra dan mi'raj) dari tempat ke tempat yang sangat jauh sekali yang tak terjangkau secara akal, dan kembali pada malam itu. Allah memperlihatkan kepada Beliau ayat-ayatNya yang dengannya bertambahlah hidayah, bashirah (pandangan yang dalam) dan keteguhan iman beliau. Hal ini merupakan perhatian Allah Ta’ala dan kasih sayangNya terhadap Beliau, di mana Allah memudahkan Beliau menuju kepada kemudahan dalam semua urusannya. Allah juga memberikan kepadanya nikmat yang banyak yang melebihi orang-orang terdahulu dan orang-orang yang datang kemudian. Di akhir ayat ini Allah Subhanahu ta'ala menjelaskan bahwa dia Maha mendengar terhadap bisikan batin para hambaNya dan Maha melihat akan semua perbuatan mereka. Tidak ada satupun detak jantung ataupun gerakan badan dari seluruh yang ada di antara langit dan bumi yang terlepas dari pengamatanNya.

💍Ayat 2 - 3 seperti halnya Al Quran untuk menjadi pedoman hidup bagi umat Nabi Muhammad saw. yang harus diikuti dan dipegang teguh sebagai jalan kebenaran, Allah pun sebelumnya telah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa Alaihissalam untuk menjadi pedoman hidup bagi Bani Israil yang dapat menuntun mereka kepada jalan yang benar. Tidaklah benar tindakan mereka mengambil penolong yang lain dari selain Allah swt. Allah menyuruh Bani Israil agar menjadi umat yang mensyukuri nikmat Allah seperti yang diperbuat oleh Nabi Nuh Alaihissalam dan kaumnya yang setia yang sudah menjadi nenek moyang mereka. Selamatnya Nabi Nuh as. dan kaumnya yang setia dari bahaya banjir taufan adalah semata-mata karena karena karunia Allah yang patut mereka syukuri.

💍Ayat 4 - 7 menjelaskan bahwa telah menjadi ketetapan Allah di dalam Taurat bahwa barangsiapa yang menyimpang dari WahyuNya dan memperturutkan hawa nafsu maka akan mengalami nasib buruk, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai bukti dari kebenaran Janji Allah itu ialah penderitaan dan kekalahan yang dialami oleh Bani Israil menghadapi peperangan melawan musuh-musuh mereka sehingga mereka menjadi bangsa yang terjajah, dan di akhirat pun mereka tidak dapat melepaskan diri dari siksa api neraka. Sebaliknya apabila mereka tetap berpegang pada ajaran Taurat dan menghormati janji Allah niscaya mereka menjadi bangsa yang kuat dan sangat berbahagia. Kejahatan yang diperbuat oleh orang-orang Yahudi terjelma kembali pada keturunannya yang hidup di zaman Nabi (sesudah hijrah) sehingga janji Allah berlakulah bagi mereka, yakni mereka menjadi bangsa yang terhina.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📚Tadabbur by team Asatidz

📲Sosmed:
💍Email:odoatiara1@gmail.com
💍Web: www.odoatiara.org
💍Fb/fp :Komunitas Odoatiara
💍Ig : Odoa_tiara1
💍Line : @Odoatiara

💌Daftar:
Kirim ke :
💍Wahdini : 0811539596 (Akhwat)
💍Sulis Priyatno : 08581984667 (ikhwan)

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Takhalli, Tahalli, dan Tajalli

Takhalli artinya membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, dari maksiat lahir dan batin. Di antara sifat-sifat tercela itu menurut Imam al-Ghazali adalah pemarah, dendam, hasad, kikir, ria, takabbur, dan lain-lain. Takhalli juga dapat diartikan mengosongkan diri dari sifat ketergantungan terhadap kelezatan duniawi. Hal ini akan dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu jahat. Menurut kalangan sufi, kemksiatan dapat dibagi dua ; pertama maksiat lahir yaitu sifat tercela yang dikerjakan oleh anggota lahir seperti tangan, mulut dan mata. Sedangkan maksiat batin ialah segala sifat tercela yang diperbuat anggota batin yaitu hati. Menurut al-Ghazali moral adalah setiap hal yang mengangkat jiwa dan kehidupan menuju cahaya dan kesucian. Sedangakan kejelekan adalah semua hal yang merusak tubuh jiwa serta akal dan menjauhkan ruh dari cahaya dan kesucian. Al-Ghazali mengajak untuk tidak menjilat dalam mencar...

Chord & Tab Gitar : Mujhse Dosti Karoge

Chord & Tab Gitar : Mujhse Dosti Karoge - Mujhse Dosti Karoge Intro : e-3-5-6--3-5-6--3-5-3/1------- B------------------------------ G------------------------------ D------------------------------ A------------------------------ E------------------------------ e-1-3-5--1-3-5--1-6-5-3-3----- B------------------------------ G------------------------------ D------------------------------ A------------------------------ E------------------------------ Strum G major Few times..(listen to da song) Strum G, F, and G major few times (listen to da song) song starts.... G.....................................F.... keh do ki tum mere dil mein rahoge F.....................................G.... keh do ki tum mujhse dosti karoge repeat 2X C............G............F..................G.... .. Dekhungi, sochungi, kal parso kuch kahungi

bahasa kutai

Bahasa Kutai  adalah  bahasa Melayu  yang hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan  suku Kutai . Suku Kutai adalah  suku  yang mendiami alur sepanjang  Sungai Mahakam , dan populasinya terbesar di wilayah bekas  Kabupaten Kutai  dahulu (Kabupaten induk dari  Kabupaten Kutai Barat ,  Kutai Kartanegara , dan  Kutai Timur  sekarang ini). Bahasa Kutai umumnya hidup dan berkembang dalam bentuk penuturan (percakapan), serta sastra dalam bentuk  puisi  ( pantun ). Sangat sedikit bukti-bukti tertulis yang dihasilkan dalam bahasa Kutai, terlebih lagi yang dihasilkan pada periode pemerintahan  Sultan Kutai Kartanegara . Umumnya produk tertulis pada zaman itu berbahasa Melayu, dengan  huruf Jawi . Berdasarkan  morfologi  penuturannya, ada beberapa dialek dalam bahasa Kutai yang umum dijumpai saat ini, yaitu  dialek Tenggarong  (umum, sudah agak modern karena bercampur / dipengaru...