Skip to main content

Makalah Hubungan Etika dan Akuntansi - Pendidikan Pancasila S1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat  Allah SWT atas kesempatan yang telah di berikan kepada kami untuk dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Pancasila S1 tentang “ Hubungan Etika dengan Akuntasi”.
Dalam penyusunan tugas ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas kami ini tidak lain karena bantuan, dorongan, dan bimbingan dari dosen dan keluarga. Oleh karena itu kami  mengucapkan banyak terimah kasih.


Samarinda, 28 Februari 2016

Penulis                  




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I      PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II    PEMBAHASAN
2.1.    Pengertian Etika................................................................................... 2
2.2.    Pengertian Akuntasi............................................................................. 2
2.3.    Aliran Besar Etika................................................................................ 4
2.4.    Hubungan Etika dengan Akuntasi....................................................... 8
BAB III   PENUTUP
3.1      Simpulan.............................................................................................. 9
3.2      Saran.................................................................................................... 9
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Didalam dunia bisnis saat ini banyak sekali kejahatan-kejahatan yang terjadi didunia akuntasi, yaitu manajemen laba yang tidak sah, pendapat auditor eksternal yang tidak benar, kejahatan perbankan, kejahatan akuntansi di pasar modal, dan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Banyak yang mengatakan bahwa kejahatan ini terjadi karena seorang akuntan tidak memahami etika profesi akuntansi.

1.2.            Rumusan Masalah
1.2.1.      Apakah hubungan etika dengan akuntansi?

1.3.            Tujuan
1.3.1.      Ingin menambah wawasan mengenai hubungan etika dengan akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Pengertian Etika
Pengertian etika, dalam bahasa latin “ethica”, berarti falsafah moral. Ia merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila serta agama. Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998), memiliki tiga arti, yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat aturan/ norma/ pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok/ segolongan manusia/ masyarakat/ profesi.

2.2.       Pengertian Akuntansi
Berikut beberapa pengertian akuntasi menurut para ahli:
a.       Pengertian akuntasi Menurut ABP Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995:3), pengertian akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif. Konklusi: Dalam Akuntansi, untuk memberi penjelasan serta argumentasi terhadap data dan informasi transaksi keuangan dibutuhkan analisis
b.      Definisi akuntansi berdasarkan AICPA, bahwa pengertian akuntansi sebagai seni (art) dalam pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang secara umum bersifat keuangan termasuk juga dalam menginterpretasikan hasilnya.
c.       AAA, akronim dari American Acounting Association, memberikan pengertian akuntasi sebagai proses mengindentifikasi (to identify) , mengukur (to measure), dan melaporkan informasi (to report) ekonomi guna terjadinya penilaian penilain dan keputusan yang jelas (clear decision) dan tegas bagi yang memanfaatkan informasi tersebut. Sehingga akuntasi harusnya dilakukan sebagai salah satu langkah persiapan dalam mengambil keputusan khususnya yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak serta menyangkut keuangan
d.      Charles T. Horngren dan Waler T. Harrisson beranggapan bahwa akuntasi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan dan mengomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan. Dalam pengertian akuntasi ini, akuntasi dianggap sebagai sebuah regulasi atau sistem yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Definisi akuntansi ini sesuai dengan  pengertian akuntasi oleh AAA dan ABP Statement.
e.       Selanjutnya, pengertian akuntansi berdasaran Warren bahwa Akuntansi secara umum dapat diartikan sebagai sistem informasi (system information) yang menghasikan laporan kepada pihak pihak yang berkepentingan mengenai keadaan perusahaan dan aktivitas ekonomi. Dapat kita lihat bahwa pengertian akuntansi dari Warren pun hampir sama dengan Charles, AAA, ABP, akan tetapi dalam definisi akuntasi Warren, ditambahkan perihal kondisi perusahaan, yaitu akuntasi juga berguna untuk mengetahui kesehatan baik itu kerugian, keuntungan, masa depan, produktivitas dan lainnya dari perusahaan yang berkepentingan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntasi adalah seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi.
2.3.       Aliran-aliran Besar Etika
Dalam kajian etika dikenal tiga teori/aliran besar, yaitu deontologi, teleologi dan keutamaan. Setiap aliran memiliki sudut pandang sendiri-sendiri dalam menilai apakah suatu perbuatan dikatakan baik atau buruk.
2.3.1.      Etika Deontologi
Etika deontologi memandang bahwa tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika deontologi tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut, baik atau buruk. Kebaikan adalah ketika seseorang melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya.
Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Immanuel Kant  (1734-1804). Kant menolak akibat suatu tindakan sebagai dasar untuk menilai tindakan tersebut  karena akibat  tadi tidak menjamin universalitas dan konsistensi dalam bertindak dan menilai suatu tindakan (Keraf,2002:9).
Kewajiban moral untuk tidak melakukan korupsi, misalnya, merupakan tindakan tanpa syarat yang harus dilakukan oleh setiap orang. Bukan karena hasil atau adanya tujuan-tujuan tertentu yang akan diraih, namun karena secara moral setiap orang sudah memahami bahwa korupsi adalah tindakan yang dinilai buruk oleh siapapun. Etika deontology menekankan bahwa kebijakan/tindakan harus didasari oleh motivasi dan kemauan baik dari dalam diri, tanpa mengharapkan pamrih apapun dari tindakan yang dilakukan (Kuswanjono, 2008: 7).
Ukuran kebaikan dalam etika deontologi adalah kewajiban, kemauan baik, kerja keras dan otonomi bebas. Setiap tindakan dikatakan baik apabila dilaksanakan karena didasari oleh kewajiban moral dan demi kewajiban moral itu. Tindakan itu baik bila didasari oleh kemauan baik dan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk melakukan perbuatan itu, dan tindakan  yang baik adalah didasarkan atas otonomi bebasnya tanpa ada paksaan dari luar.
2.3.2.      Etika Teleologi
Pandangan etika teleologi berkebalikan dengan etika deontologi, yaitu bahwa baik buruk suatu tindakan dilihat berdasarkan tujuan atau akibat dari perbuatan itu. Etika teleologi membantu kesulitan etika deontologi ketika menjawab apabila dihadapkan pada situasi konkrit ketika dihadapkan pada dua atau lebih kewajiban yang bertentangan satu dengan yang lain. Jawaban yang diberikan oleh etika teleologi bersifat situasional yaitu memilih mana yang membawa akibat baik meskipun harus melanggar kewajiban, nilai norma yang lain.
Ketika bencana sedang terjadi situasi biasanya chaos. Dalam keadaan seperti ini maka memenuhi kewajiban sering sulit dilakukan. Contoh sederhana kewajiban mengenakan helm bagi pengendara motor tidak dapat dipenuhi karena lebih focus pada satu tujuan yaitu mencari keselamatan. Kewajiban membayar pajak dan hutang juga sulit dipenuhi karena kehilangan seluruh harta benda. Dalam keadaan demikian etika teleologi perlu dipertimbangkan yaitu demi akibat baik, beberapa kewajiban mendapat toleransi tidak dipenuhi.
2.3.3.      Etika Keutamaan
Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan, tidak juga mendasarkan pada penilaian moral pada kewajiban terhadap hukum moral universal, tetapi pada pengembangan karakter moral pada diri setiap orang. Orang tidak hanya melakukan tindakan yang baik, melainkan menjadi orang yang baik. Karakter moral ini dibangun dengan cara meneladani perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh para tokoh besar. Internalisasi ini dapat dibangun melalui cerita, sejarah yang didalamnya mengandung nilai-nilai keutamaan agar dihayati dan ditiru oleh masyarakatnya. Kelemahan etika ini adalah ketika terjadi dalam masyarakat yang majemuk, maka tokohtokoh yang dijadikan panutan juga beragam sehingga konsep keutamaan menjadi sangat beragam pula, dan keadaan ini dikhawatirkan akan menimbulkan benturan sosial.
Kelemahan etika keutamaan dapat diatasi dengan cara mengarahkan keteladanan tidak pada figur tokoh, tetapi pada perbuatan baik yang dilakukan oleh tokoh itu sendiri, sehingga akan ditemukan prinsip-prinsip umum tentang karakter yang bermoral itu seperti apa. Selanjutnya akan dibahas tentang etika Pancasila sebagai suatu aliran etika alternatif, baik dalam konteks keindonesiaan maupun keilmuan secara lebih luas.



2.4.            Hubungan Etika dengan Akuntansi
  Etika adalah seperangkat aturan/ norma/ pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok/ segolongan manusia/ masyarakat/ profesi. Dan akuntansi adalah seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi.
  Hubungan antara etika dan akuntansi adalah kesamaan yang terjadi antara pencatatan yang dilakukan seorang akuntan dengan  transaksi yang terjadi agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan orang lain.
BAB III
PENUTUP

 3.1.      Simpulan
Hubungan antara etika dan akuntansi adalah kesamaan yang terjadi antara pencatatan yang dilakukan seorang akuntan dengan  transaksi yang terjadi agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan orang lain.

 3.2.      Saran
Agar tidak terjadi kejahatan-kejahatan yang terjadi didunia akuntasi maka seorang akuntan diharapkan mengetahui dan mematuhi Etika seorang akuntan.
DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2011. Etika Profesi Akuntan. (https://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntan. Diakses 26 Februari 2016)

Anonim. 2014. Pengertian Akuntansi : Apa itu akuntansi. (http://www.apapengertianahli.com/2014/09/pengertian-akuntansi-apa-itu-akuntansi.html. Diakses 27 Februari 2016)

Anonim. 2014. Teori etika dan perilaku etika dalam profesi akuntani. (http://rahmaniapw.tumblr.com/post/100310031635/teori-etika-dan-perilaku-etika-dalam-profesi. Diakses 26 Februari 2016)

Keraf, A. Sonny. 2002. Etika Lingkungan. Jakarta : Kompas.              
Smith, Jay M dan Skowsen, K. Fred. 1995. Intermediate Accounting. Ohio : South-Western Publishing, Co.



Comments

Popular posts from this blog

Melody & Chord Gitar : Wali Band - Yank

Intro : 4.6 3.6 3.6 2.5 2.9 2.7 2.5 2.7 2.5 2.4 2.4 2.5 2.7 2.5 2.4 2.2 2.9 2.7 2.5 2.4 2.5 2.4 2.5 3.6 2.4 2.5 3.6 3.6 2.5 2.9 2.7 2.5 2.7 2.5 2.4 2.7 2.7 2.5 2.4 2.5 2.4 2.5 3.6 2.7 2.5 2.4 2.2 2.0 2.2 F#m C#m yang.....coba kau jujur padaku F#m C#m yang.....foto siapa di dompetmu F#m C#m yang.....kok kamu diam begitu F#m G# sa..yang.. jawab atau aku pergi sayang Reff : C#m aku tak mau bicara B sebelum kau cerita semua F#m apa maumu siapa dirinya G# tak betah bila ada yang lain C#m jangan hubungi aku lagi B ini bisa jadi yang terakhir F#m aku ngerti kamu kau tak ngerti aku G# sekarang atau tak selamanya C#m B A B C#m F#m C#m yang....jangan kira aku tak tahu F#m C#m yang....tak mudah kau bodohiku F#m C#m yang....tolong dengarkanlah aku F#m

Chord & Tab Gitar : Mujhse Dosti Karoge

Chord & Tab Gitar : Mujhse Dosti Karoge - Mujhse Dosti Karoge Intro : e-3-5-6--3-5-6--3-5-3/1------- B------------------------------ G------------------------------ D------------------------------ A------------------------------ E------------------------------ e-1-3-5--1-3-5--1-6-5-3-3----- B------------------------------ G------------------------------ D------------------------------ A------------------------------ E------------------------------ Strum G major Few times..(listen to da song) Strum G, F, and G major few times (listen to da song) song starts.... G.....................................F.... keh do ki tum mere dil mein rahoge F.....................................G.... keh do ki tum mujhse dosti karoge repeat 2X C............G............F..................G.... .. Dekhungi, sochungi, kal parso kuch kahungi

Download lagu Maher Zain ( lengkap )

Songs Song Name Duration Listen Send Download Allah Allah Kiya Karo 5:14 Always Be There 4:27 Awaken 3:43 Baraka Allah Lakuma 4:30 For The Rest Of My Life tefahits 3:54 Hold My Hand 4:06 Inshallah 4:27 Open Your Eyes 4:27 Palestine Will Be Free 4:56 Subhana Allah 4:55 Thank You Allah 5:31 Thank You Allah _ Remix 5:28 The Chosen One 3:54 Ya Nabi Salam Alayka 4:59 Ya Nabi _ Remix 4:59 Song Name Duration Listen Send Download Assalamu Alayka 4:14 Assalamu Alayka - Arabic Version 4:15 Forgive Me 3:52 Freedom 3:42 Guide Me All The Way 5:02 I Love You So 4:36 Masha Allah 3:60 Mawlaya 4:52 Mawlaya - Arabic Version 4:54 Muhammad (pbuh) 4:38 My Little Girl 4:33 Number One For